Featured Post Today
print this page
Latest Post

5 Jam Per Hari Di Depan PC Bikin Cepat Mati

Temuan ini menambah bukti yang terus terkumpul seputar bahayanya berlama-lama duduk Menurut penelitian, menghabiskan waktu lebih dari 5 jam per hari di depan komputer bisa merusak jantung dan menjurus ke kematian lebih cepat. Penyebabnya adalah posisi duduk, terutama duduk bersandar, yang merupakan posisi umum saat orang bekerja dengan komputer, bermain game, ataupun menonton televise. Penelitian tersebut dilakukan oleh Emmanuel Stamatakis, peneliti dari University College London, Inggris. Ia melakukan penelitian terhadap lebih dari 4.500 orang berusia di atas 35 tahun dan tinjauannya dipublikasikan di Journal of the American College of Cardiology.


Temuan ini menambah bukti-bukti yang terus terkumpul seputar bahayanya berlama-lama duduk. Padahal, kecenderungan yang terjadi saat ini adalah orang semakin banyak yang duduk di depan komputer saat bekerja di kantor.

“Orang yang menghabiskan waktu lebih dari 4 jam berturut-turut per hari di depan komputer memiliki peluang 125 persen lebih tinggi akan mengalami kematian terkait penyakit jantung dibanding mereka yang hanya menghabiskan waktu kurang dari 2 jam di depan layar,” kata Stamatakis, seperti dikutip dari Examiner, 20 April 2011.
Stamatakis menyebutkan, dari penelitian, mereka juga menemukan bahwa 48 persen orang yang menghabiskan waktu 4 jam di depan komputer berturut-turut juga berpeluang mengalami kematian lebih cepat akibat faktor lain di luar jantung.

Lebih lanjut, mereka yang menghabiskan lebih dari 5 jam di depan komputer per hari, risiko mati lebih cepatnya naik secara signifikan.

Sebelumnya, diperkirakan bahwa mereka yang menghabiskan waktu terlalu banyak di depan komputer, atau juga di depan televisi, merupakan orang yang malas berolahraga dan menyebabkan munculnya penyakit. Namun, dari data yang didapat, tidak demikian.

“Orang yang berolahraga secara reguler di waktu luang mereka juga memiliki peluang untuk mati lebih cepat,” kata Stamatakis.

Peneliti meyakini bahwa penyebabnya memang adalah duduk yang terlalu lama. Posisi tersebut diketahui menyebabkan penurunan 90 persen lipoprotein lipase dan enzim jantung yang sehat. Pembengkakan dan masalah metabolisme yang disebabkan oleh ketidakatifan dalam waktu panjang juga menjadi sumber permasalahan.

Akan tetapi, ada solusi bagi mereka yang terpaksa harus bekerja di depan komputer sepanjang hari. “Anda harus bangun setiap 20 menit dan berjalan kaki sejenak,” kata Stamatakis. “Itu akan menurunkan masalah-masalah tersebut dan mungkin akan meningkatkan peluang Anda untuk hidup lebih lama,” ucapnya.

0 komentar

10 Gunung Paling Berbahaya Untuk Didaki


1. ANNAPURNA, CENTRAL NEPAL (26,545 FT.)

Gunung ini gunung tertinggi ke-10 di dunia. 130 pendaki sudah pernah memanjat sampai ke puncaknya yang rawan longsor. Tapi 53 pendaki sudah tewas saat mencobanya, membuat tingkat kematian di Annapurna mencapai 41% atau yang tertinggi di dunia.

2. NANGA PARBAT, KASHMIR (26,657 FT.)

Sering dijuluki "The Man Eater", gunung dengan sisi tajam di Kashmir ini terdiri atas batuan dan salju. Puncaknya ke-9 tertinggi di dunia, sedangkan sisi selatannya merupakan the tallest mountain face on the planet. Nanga Parbat telah memakan korban 31 jiwa sebelum bertinjauan didaki sampai ke puncak oleh Herman Buhl in 1953.

3. SIULA GRANDE, PERUVIAN ANDES (20,814 FT.)


Tahun 1985, duet Joe Simpson and Simon Yates, yang pendakiannya diabadikan dalam buku dan film Touching the Void, berusaha memanjat sisi barat Siula Grande: sebuah pendakian vertikal yang belum pernah terselesaikan. Mereka sampai ke puncak, tapi Simpson jatuh saat turun dan kakinya patah.
Yates berusaha menurunkan Simpson memakai tali namun kemudian tidak bisa melihatnya karena terhalang tebing. Setelah sejam berlalu, Yates memotong talinya. Ajaibnya, Simpson bertinjauan selamat meski jatuh 30 meter ke dalam celah salju. Dia bertahan hidup 3 hari dengan makan salju dan merayap selama lima mil kembali kemahnya. Simpson tiba di saat Yates baru saja akan meninggalkan kemah karena menganggapnya sudah meninggal.

4. K2, PERBATASAN PAKISTAN DAN CHINA (28,251 FT.)


Gunung tertinggi kedua di dunia, dikabarnya berisiko bagi pendaki perempuan. Perempuan pertama yang mencapai puncaknya adalah Wanda Rutkiewicz pada June 1986. Dalam 18 tahun selanjutnya, semua lima pendaki perempuan yang mencapai puncaknya telah tewas. Tiga tewas saat turun dari K2, dua tewas di gunung di dekatnya. Rutkiewicz juga tewas di gunung di dekatnya yakni Kangchenjunga tahun 1992. Kutukan ini akhirnya terpecahkan tahun 2004 oleh Edurne Pasaban, pendaki perempuan berusia 31 tahun dari Spanyol yang masih tetap hidup sampai sekarang.

5. KANGCHENJUNGA, PERBATASAN INDIA DAN NEPAL (28,169 FT.)

Tahun 1999, sebuah novel terbaru James Bond memuat petualangan agen ini di gunung tersebut. Gunung ini terkenal oleh longsor saljunya dan hawa dingin sehingga menjadi termasuk gunung mematikan.

6. THE MATTERHORN, PERBATASAN SWISS DAN ITALY (14,691 FT.)


Di zaman sekarang, bahaya paling besar di Matterhorn lebih karena popularitasnya. Para turis yang bersemangat sering membuat batu-batu runtuh dan menimpa para pemanjat di bawahnya.

7. EVEREST, PERBATASAN NEPAL DAN CHINA (29,029 FT.)


Kalau melihat ketinggiannya, mungkin langsung dianggap gunung paling mematikan. Tapi ternyata Everest hanya memiliki tingkat kematian 9% padahal banyak yang mencoba memanjatnya setiap tahun.

8. MT.WASHINGTON, NEW HAMPSHIRE (6,288 FT)


Terkenal oleh cuaca yang gampang berubah, angin kencang dan hujan es sehingga telah menewaskan 100 pendaki. Bahkan pernah mencatat rekor angin paling kencang yang berkecepatan 231 mil per jam.

9. DENALI, ALASKA (20,320 FT.)


Gunung ini sering dilanda gempabumi. Kombinasi ketinggian dan garis lintangnya membuat pendaki gampang sakit. Kadar oksigen di Denali jauh lebih rendah dibanding gunung yang ada di khatulistiwa.

10. MT.FUJI, JAPAN (12,388 FT.)


Terkadang gunung yang rendah pun sering mematikan. Di kaki gunung Fuji ada kawasan yang disebut Lautan Pohon (Sea of Trees), sebuah kawasan penuh pohon pinus dan lainnya yang merupakan satu-satunya area yang tidak dilanda aliran lahar dalam letusan besar tahun 1707.

0 komentar

Ini Pencuri yang Paling Berbudi di Dunia


Kebanyakan pencuri memang selalu mengambil barang tanpa ijin dan pergi begitu saja tanpa meninggalkan jejak. Tapi bertolak belakang dengan pencuri kebanyakan, pencuri bir di Kentucky, USA ini malah meninggalkan catatan permintaan maaf dan wang Berbudi sekali ya…
Dee
Tragedi pencurian itu berlangsung di kediaman Leo dan Dee Samad. Dua pasangan yang memiliki perkebunan bir di belakang rumahnya itu memang selalu kehilangan bir nya dalam 1 tahun terakhir ini.
Dan setelah semua hal itu terjadi secara rutin, Samad melihat wang berjumlah USD 140 dengan secarik kertas yang berbunyi, “Terlampir adalah jumlah uang tunai yang teman-teman dan saya berutang kepada anda dan keluarga untuk membayar semua yang telah kami curi dari anda atas beberapa tahun terakhir.”
surat yang ditingggalkan pencuri
“Saya harap anda akan menerima permintaan maaf saya yang paling tulus untuk masuk tanpa izin serta merasa berhak untuk mengambil apa yang bukan milik saya,” tambah si penulis yang diduga merupakan salah seorang dari pencuri itu.
“Jumlah tersebut merupakan perkiraan kasar, dan saya menyadari tidak ada jumlah yang benar-benar akan memuaskan kemarahan snda,” tutupnya.
Meski begitu, Dee mengatakan kepada Cincinnati News, bahawa dia akan memeluk orang itu dan menyambutnya dengan sangat hangat bila suatu saat bertemu. Dee mengungkapkan bahawa mereka (pencuri itu) sudah meminta maaf, dan itu sudah cukup.
0 komentar

Pensyarah Harvard Kata Lelaki Melayu Manusia Pertama Keliling Dunia


Seorang Pensyarah di Universiti Harvard, Cambridge di Masschusets Dr. Joyce Chaplin dalam buku tulisannya bertajuk “Menjelajah Bumi : Penjelajahan dari Magellan Hingga Ke Orbit” diterbitkan tahun lalu mengatakan orang pertama yang mengelilingi dunia ialah seorang pemuda Melayu dan Islam.
Buku itu diterbitkan oleh penerbit buku Simon & Schuster.
Dr Joyce berkata, pengembara itu hanya dikenali dengan nama Enrique de Malaca yang diperolehi oleh pengembara terkenal Ferdinand Magellan ketika perang di negeri Melaka.
Menurut beliau dalam tempoh 250 tahun pertama manusia mengelilingi bumi, sebanyak 90 peratus gagal dengan kebanyakan daripada mereka mati ketika dalam pengembaraan.
Ketika itu bumi terbukti terlalu luas untuk dikelilingi dengan mudah. Pelbagai cabaran wujud dalam pengembaraan dan cabaran paling besar ialah jangkitan pelbagai jenis penyakit.
Menurut Dr Joyce, Enrique atau nama Melayunya Panglima Awang digunakan oleh Magellan sebagai penterjemah dan pemandu di beberapa wilayah di Asia.
“Enrique de Malacca, nama yang diberikan tuannya Ferdinand Magellan ini, dikenal di kawasan Nusantara masa itu sebagai Panglima Awang, yang disebut-sebut berasal dari Sumatera atau Melaka,”
“Enrique menyertai Magellan dalam semua penjelajahannya, termasuk pelayaran dari tahun 1519 hingga 1521 yang dibiayai Raja Spanyol, untuk mencari rempah ratus,” katanya.
Magellan meninggalkan Sepanyol dengan armada lima kapal bersama 270 orang kelasi tetapi hanya satu kapal dengan 35 orang pelaut berjaya kembali ke Sepanyol. Magellan pula telah pun terbunuh di Filipina.
Bagaimanapun, Enrique atau Panglima Awang pula berjaya sampai semula ke Melakasekaligus melengkapkan pusingannya mengelilingi dunia.
Dr Joyce mengarang buku itu dengan ilham dari novel tulisan Jules Gabriel bertajuk“Mengelilingi Dunia Dalam Masa 80 hari” yang diterbitkan pada 1873 dan kini telah diterjemahkan kepada pelbagai jenis bahasa.
Dr Joyce pernah mengajar di lima buah universiti di dua benua dan sebuah pulau serta menyertai sebuah program kajian maritim di Lautan Atlantik. – Mynewshub.my
Sumber rujukan : voaindoesia.com
OLEH : IBNU K
0 komentar
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. lentera ilmu - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger